Macam-macam Uji Karbohidrat
Macam-macam Uji Karbohidrat
Penentuan karbohidrat yang paling mudah adalah dengan cara
perhitungan kasar (proximate analysis) atau disebut juga Carbohydrate
by Difference. Yang dimaksud dengan proximate analysis adalah suatu
analisis di mana kandungan karbohidrat termasuk serat kasar diketahui
bukan melalui analisis tetapi melalui perhitungan: % karbohidrat =
100% - % (protein + lemak + abu + air). Perhitungan Carbohydrate by Difference adalah penentuan karbohidrat dalam bahan makanan
secara kasar, hasilnya biasanya dicantumkan dalam daftar komposisi
bahan makanan.
a) Uji Molisch
Uji Molisch merupakan uji yang paling umum untuk karbohidrat. Uji
Molisch sangat efektif untuk senyawa-senyawa yang dapat
didehidrasi oleh asam pekat menjadi senyawa furfural yang
tersubstitusi, seperti hidroksimetilfurfural. Warna yang terjadi
disebabkan oleh kondensasi furfural atau derivatnya dengan alfanaftol menghasilkan senyawa kompleks berwarna merah-ungu.
Thymol dapat dipakai sebagai pengganti alfa-naftol. Ia juga lebih
stabil daripada alfa-naftol dan pada penyimpanan yang lama tidak
berubah warna.
b) Uji Benedict
Uji Benedict dan uji Barfoed keduanya berdasarkan resuksi Cu2+
menjadi Cu+. Pada proses reduksi kupri dalam suasana alkalis
biasanya ditambahkan zat pengompleks seperti sitrat pada larutan
Benedict atau tartrat pada larutan Fehling, hal ini dilakukan untuk
mencegah pengendapan CuCO3 dalam larutan natrium karbonat
pada Benedict, sedangkan pada Fehling untuk mencegah
pengendapan Cu(OH)2 atau CuO dalam larutan natirum hidroksida.
Produk oksidasi karbohidrat dalam larutan alkalis sangat kompleks
dan banyak jumlahnya, belum semuanya dapat diidentifikasi yaitu
berwarna hijau, merah, oranye, dan pembentukan endapan merah
bata. Tidak seperti maltosa dan laktosa, sukrosa tidak dapat
mereduksi Benedict, karena ia tidak memiliki gugus aldehida atau
gugus keto bebas.
c) Uji Barfoed
Merupakan uji untuk membedakan karbohidrat golongan
monosakarida dan disakarida . Prinsipnya adalah reduksi Cu2+
yang terdapat dalam pereaksi barfoed oleh gugus pereduksi pada
monosakarida, dalam suasana asam. Reaksi positif ditunjukan
dengan munculnya endapan merah orange.Komposisi pereaksi
barfoed adalah : 48 g tembaga asetat, 50 ml asam laktat 85% air ad
1000 ml.
Dengan menggunakan reagen Barfoed yang mengandung koper
asetat di dalam asam asetat, maka kita dapat juga membedakan
monosakarida dan disakarida dengan jalan mengontrol kondisikondisi seperti pH dan waktu pemanasan.
d) Uji Seliwanoff
Reaksi spesifik lainnya untuk uji karbohidrat tertentu adalah uji
Seliwanoff dan uji Foulger. Reaksi Seliwanoff disebabkan perubahan
fruktosa oleh asam klorida panas menjadi asam levulinat dan
hidroksimetilfurfural. Selanjutnya kondensasi hidroksimetilfurfural
dengan resorsinol menghasilkan senyawa kompleks berikut yang
berwrna merah:
Sukrosa yang mudah dihidrolisis menjadi glukosa dan fruktosa,
memberi reaksi positif dengan uji Seliwanoff. Pada pendidihan lebih
lanjut, aldosa-aldosa memberikan warna merah dengan reagen
Seliwanoff, karena aldosa-aldosa tersebut diubah oleh HCl menjadi
ketosa.
e) Uji Fenilhidrazin
Karbohidrat (kecuali manosa) yang memiliki gugus fungsional
aldehid atau keton, membentuk osazon dengan fenilhidrazin.
Glukosa dan fruktosa memberikan osazon yang sama karena
monosakarida-monosakarida tersebut tidak mempunyai letak
susunan gugus -H dan -OH yang sama pada atom akrbon 3, 4, 5, dan
6. Manosa tidak membentui osazon di dalam larutan air, tetapi
mebentuk fenilhidrazin yang tidak larut.
Penentuan karbohidrat yang paling mudah adalah dengan cara
perhitungan kasar (proximate analysis) atau disebut juga Carbohydrate
by Difference. Yang dimaksud dengan proximate analysis adalah suatu
analisis di mana kandungan karbohidrat termasuk serat kasar diketahui
bukan melalui analisis tetapi melalui perhitungan: % karbohidrat =
100% - % (protein + lemak + abu + air). Perhitungan Carbohydrate by Difference adalah penentuan karbohidrat dalam bahan makanan
secara kasar, hasilnya biasanya dicantumkan dalam daftar komposisi
bahan makanan.
a) Uji Molisch
Uji Molisch merupakan uji yang paling umum untuk karbohidrat. Uji
Molisch sangat efektif untuk senyawa-senyawa yang dapat
didehidrasi oleh asam pekat menjadi senyawa furfural yang
tersubstitusi, seperti hidroksimetilfurfural. Warna yang terjadi
disebabkan oleh kondensasi furfural atau derivatnya dengan alfanaftol menghasilkan senyawa kompleks berwarna merah-ungu.
Thymol dapat dipakai sebagai pengganti alfa-naftol. Ia juga lebih
stabil daripada alfa-naftol dan pada penyimpanan yang lama tidak
berubah warna.
b) Uji Benedict
Uji Benedict dan uji Barfoed keduanya berdasarkan resuksi Cu2+
menjadi Cu+. Pada proses reduksi kupri dalam suasana alkalis
biasanya ditambahkan zat pengompleks seperti sitrat pada larutan
Benedict atau tartrat pada larutan Fehling, hal ini dilakukan untuk
mencegah pengendapan CuCO3 dalam larutan natrium karbonat
pada Benedict, sedangkan pada Fehling untuk mencegah
pengendapan Cu(OH)2 atau CuO dalam larutan natirum hidroksida.
Produk oksidasi karbohidrat dalam larutan alkalis sangat kompleks
dan banyak jumlahnya, belum semuanya dapat diidentifikasi yaitu
berwarna hijau, merah, oranye, dan pembentukan endapan merah
bata. Tidak seperti maltosa dan laktosa, sukrosa tidak dapat
mereduksi Benedict, karena ia tidak memiliki gugus aldehida atau
gugus keto bebas.
c) Uji Barfoed
Merupakan uji untuk membedakan karbohidrat golongan
monosakarida dan disakarida . Prinsipnya adalah reduksi Cu2+
yang terdapat dalam pereaksi barfoed oleh gugus pereduksi pada
monosakarida, dalam suasana asam. Reaksi positif ditunjukan
dengan munculnya endapan merah orange.Komposisi pereaksi
barfoed adalah : 48 g tembaga asetat, 50 ml asam laktat 85% air ad
1000 ml.
Dengan menggunakan reagen Barfoed yang mengandung koper
asetat di dalam asam asetat, maka kita dapat juga membedakan
monosakarida dan disakarida dengan jalan mengontrol kondisikondisi seperti pH dan waktu pemanasan.
d) Uji Seliwanoff
Reaksi spesifik lainnya untuk uji karbohidrat tertentu adalah uji
Seliwanoff dan uji Foulger. Reaksi Seliwanoff disebabkan perubahan
fruktosa oleh asam klorida panas menjadi asam levulinat dan
hidroksimetilfurfural. Selanjutnya kondensasi hidroksimetilfurfural
dengan resorsinol menghasilkan senyawa kompleks berikut yang
berwrna merah:
Sukrosa yang mudah dihidrolisis menjadi glukosa dan fruktosa,
memberi reaksi positif dengan uji Seliwanoff. Pada pendidihan lebih
lanjut, aldosa-aldosa memberikan warna merah dengan reagen
Seliwanoff, karena aldosa-aldosa tersebut diubah oleh HCl menjadi
ketosa.
e) Uji Fenilhidrazin
Karbohidrat (kecuali manosa) yang memiliki gugus fungsional
aldehid atau keton, membentuk osazon dengan fenilhidrazin.
Glukosa dan fruktosa memberikan osazon yang sama karena
monosakarida-monosakarida tersebut tidak mempunyai letak
susunan gugus -H dan -OH yang sama pada atom akrbon 3, 4, 5, dan
6. Manosa tidak membentui osazon di dalam larutan air, tetapi
mebentuk fenilhidrazin yang tidak larut.
Komentar
Posting Komentar